Pada tahun 2016 perekonomian dunia kembali dihadapkan pada beberapa risiko yang mengganggu kondisi ekonomi global yaitu pertumbuhan ekonomi yang menurun, rendahnya harga komoditas, dan ketidakpastian di pasar keuangan yang masih tinggi. Risiko tersebut juga sudah pernah dihadapi perekonomian dunia pada tahun 2015 yang lalu. Proses pemulihan ekonomi pun kembali berjalan lambat dan tidak sesuai dengan perkiraan IMF.
Pertumbuhan ekonomi dunia pada 2016 tercatat sebesar 3,1 persen atau lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2015 yang mencapai 3,4 persen. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2016 juga lebih rendah dari perkiraan IMF (April 2016) sebesar 3,2 persen.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia tidak terlepas dari melambatnya laju pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju dan negara berkembang. Pertumbuhan ekonomi negara-negara maju dapat dikatakan melemah karena hanya mampu menunjukkan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,7 persen atau menurun dibandingkan dengan pertumbuhan pada 2015 sebesar 2,1 persen.
Grafik Pertumbuhan Ekonomi Negara Maju, dan Negara Berkembang, serta ASEAN (persen), Tahun 2012–2016.
Hal tersebut disebabkan hampir di seluruh negara maju mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi terutama Amerika Serikat, negara-negara maju di Kawasan Eropa, dan Jepang. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di negara berkembang pada tahun 2016 tercatat sebesar 4,1 persen atau sedikit melambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di tahun sebelumnya yang mencapai 4,2 persen. Walaupun melambat, pertumbuhan ekonomi di negara berkembang masih tetap lebih tinggi dibanding di negara maju.
Belum kuatnya pertumbuhan ekonomi dunia memberikan dampak kepada rendahnya harga komoditas global terutama pada komoditas energi seperti minyak bumi yang mengalami penurunan harga yang cukup drastis. Selain minyak bumi, komoditas yang mengalami penurunan harga mencakup antara lain komoditas industri manufaktur, komoditas minuman (beverages), bahan baku pertanian (agricultural raw materials), dan logam (metal). Sementara itu hanya komoditas makanan (food) yang mengalami kenaikan harga.
Di tengah menurunnya harga komoditas dunia dan perekonomian yang tumbuh melambat, laju inflasi dunia tetap stabil pada kisaran 2,8 persen atau sama seperti tahun sebelumnya. Namun, inflasi dunia ini lebih rendah dari inflasi pada 2012 yang mencapai 4,1 persen, tahun 2013 sebesar 3,7 persen, tahun 2014 sebesar 3,2 persen.
Tabel Pertumbuhan Ekonomi Dunia, Negara Maju, Negara Berkembang, dan ASEAN (persen), Tahun 2012–2016.
Laju inflasi dari kelompok negara maju menunjukkan sedikit peningkatan dari tahun 2015 yang sebesar 0,3 persen menjadi sebesar 0,8 persen pada tahun 2016. Sebaliknya, laju inflasi di negara-negara berkembang mengalami penurunan yaitu dari 4,7 persen pada tahun 2015 menjadi 4,4 persen pada tahun 2016.
Dari kondisi kenaikan harga tersebut juga dapat ditarik kesimpulan bahwa memang telah terjadi perlambatan laju inflasi di negara-negara berkembang, namun secara nilai laju inflasi di negara-negara berkembang lebih tinggi dibanding di negara-negara maju.
Pertumbuhan ekonomi dunia pada 2016 tercatat sebesar 3,1 persen atau lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2015 yang mencapai 3,4 persen. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2016 juga lebih rendah dari perkiraan IMF (April 2016) sebesar 3,2 persen.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia tidak terlepas dari melambatnya laju pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju dan negara berkembang. Pertumbuhan ekonomi negara-negara maju dapat dikatakan melemah karena hanya mampu menunjukkan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,7 persen atau menurun dibandingkan dengan pertumbuhan pada 2015 sebesar 2,1 persen.
Grafik Pertumbuhan Ekonomi Negara Maju, dan Negara Berkembang, serta ASEAN (persen), Tahun 2012–2016.
Hal tersebut disebabkan hampir di seluruh negara maju mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi terutama Amerika Serikat, negara-negara maju di Kawasan Eropa, dan Jepang. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di negara berkembang pada tahun 2016 tercatat sebesar 4,1 persen atau sedikit melambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di tahun sebelumnya yang mencapai 4,2 persen. Walaupun melambat, pertumbuhan ekonomi di negara berkembang masih tetap lebih tinggi dibanding di negara maju.
Belum kuatnya pertumbuhan ekonomi dunia memberikan dampak kepada rendahnya harga komoditas global terutama pada komoditas energi seperti minyak bumi yang mengalami penurunan harga yang cukup drastis. Selain minyak bumi, komoditas yang mengalami penurunan harga mencakup antara lain komoditas industri manufaktur, komoditas minuman (beverages), bahan baku pertanian (agricultural raw materials), dan logam (metal). Sementara itu hanya komoditas makanan (food) yang mengalami kenaikan harga.
Di tengah menurunnya harga komoditas dunia dan perekonomian yang tumbuh melambat, laju inflasi dunia tetap stabil pada kisaran 2,8 persen atau sama seperti tahun sebelumnya. Namun, inflasi dunia ini lebih rendah dari inflasi pada 2012 yang mencapai 4,1 persen, tahun 2013 sebesar 3,7 persen, tahun 2014 sebesar 3,2 persen.
Tabel Pertumbuhan Ekonomi Dunia, Negara Maju, Negara Berkembang, dan ASEAN (persen), Tahun 2012–2016.
Laju inflasi dari kelompok negara maju menunjukkan sedikit peningkatan dari tahun 2015 yang sebesar 0,3 persen menjadi sebesar 0,8 persen pada tahun 2016. Sebaliknya, laju inflasi di negara-negara berkembang mengalami penurunan yaitu dari 4,7 persen pada tahun 2015 menjadi 4,4 persen pada tahun 2016.
Dari kondisi kenaikan harga tersebut juga dapat ditarik kesimpulan bahwa memang telah terjadi perlambatan laju inflasi di negara-negara berkembang, namun secara nilai laju inflasi di negara-negara berkembang lebih tinggi dibanding di negara-negara maju.
Demikianlah tentang Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Dunia
Diharapkan informasi ini bisa berguna untuk kamu dan sampai jumpa pada informasi terupdate Salsabin berikutnya. Salam.
"Kamu telah membaca Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Dunia dengan alamat link: https://salsabin.blogspot.com/2017/10/perkembangan-pertumbuhan-ekonomi-dunia.html. Jika bermanfaat, silahkan di share ke sahabat-sahabat kamu. Ingatlah, 1 share adalah 1 kebaikan, jadi bagikanlah."
This post have 0 komentar
Terimakasih atas komentar positif yang anda berikan
EmoticonEmoticon